Headlines News :
Home » » Kawasan Karst Lahan Pantai Gunungkidul Hasilkan Melon Basket

Kawasan Karst Lahan Pantai Gunungkidul Hasilkan Melon Basket



Wilayah Gunungkidul memiliki topografi yang dikenal dengan sebutan karst. Karst merupakan daerah dengan bentang alam unik yang terjadi akibat adanya proses pelarutan pada batuan yang mudah terlarut umumnya formasi batu gamping. Selain terbentuk pada larutan batu gamping, bentang alam karst dapat pula berkembang pada batuan dolomite. Daerah karst umumnya merupakan kawasan yang tandus sehingga sulit untuk digunakan sebagai lahan pertanian terutama tanaman hortikultura.
Namun, fakta ini mampu dipatahkan oleh Fakultas Biologi, UGM  dengan berhasil melakukan panen perdana Gama Melon Basket di kawasan Pantai Porok, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul. Panen yang dilakukan pada Selasa (2/10/2012) menghasilkan buah melon sebanyak 3 ton pada luas lahan 1000m2. Pada panen tersebut dihadiri oleh Wakil dari Dinas Pertanian DIY, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul, Wakil Rektorat UGM, Perangkat Desa Kemadang, LPPM UGM, dan segenap kelompok petani di Kecamatan Tanjungsari.
Jenis tanaman melon yang ditanam yaitu kultivar Gama Melon Basket. Menurut Dr Budi Setiadi Daryono, M.Agr Sc selaku peneliti melon bahwa kultivar Gama Melon Basket ini merupakan kultivar baru hasil penelitian Laboratorium Genetika, Fakultas Biologi, UGM. Kultivar ini memiliki keunggulan antara lain bentuk buah menyerupai bola basket, daging buah orange, rasa manis, dan umur panen sangat cepat 55-57 HST. Keunggulan lain dari kultivar ini yaitu mampu ditanam pada musim kemarau dan hujan. Penanaman Gama Melon Basket di Desa Kemadang bertujuan untuk menguji daya adaptasi terhadap kondisi karst yang berada pada daerah pantai. Tujuan lainnya adalah untuk mengenalkan melon kepada petani setempat.
Dijelaskan pula oleh Dr. Budi, penanaman di Desa Kemadang dapat berhasil karena didukung local wisdom yang dimiliki oleh petani setempat. Petani di wilayah tersebut masih mempertahankan keberadaan vegetasi alami pantai antara lain pohon pandanus, cemara udang, Rumput Gajah, dan akasia yang digunakan sebagai barrier untuk melindungi tanaman melon dari terjangan angin laut yang cukup kencang.
Pada kesempatan tersebut, Suwarno salah satu petani di Desa Kemadang merasa gembira dengan adanya pengenalan melon yang dilakukan oleh Fakultas Biologi, UGM. Menurutnya, secara analisis ekonomi tanaman melon memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan tanaman lain. Sejalan dengan hal tersebut, H. Sutono selaku Lurah Desa Kemadang menyampaikan ucapan terima kasih kepada UGM yang telah membantu mengenalkan melon ke petani di wilayahnya karena selama ini petani di Desa Kemadang hanya menanam 3 komoditi utama yaitu jagung, padi, dan kacang sehingga kedepannya mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Lurah Desa Kemadang juga berharap agar sinergi kerjasama ini tetap terus berlanjut di wilayahnya.
Harapan tersebut langsung direspon oleh Supriyadi, S.TP selaku kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul yang mengatakan bahwa kawasan pantai di Desa Kemadang akan dijadikan sentra budidaya melon untuk mendukung pariwisata di wilayah tersebut. Untuk mewujudkan cita-cita ini maka Dinas Pertanian akan berupaya mengajukan dana melalui DIPA anggaran tahun 2013. Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari Slamet Widhianto, M.Sc selaku wakil dari LPPM UGM yang juga akan berupaya mencari lembaga donatur melalui program Coorporate Social Responsibility sehingga Gunungkidul akan memiliki produk unggulan. 



Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | @albayu | @albayu
Copyright © 2013. Welcome to my blog - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template