Jakarta, Kompas - Dua peneliti muda pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) tahun 2004 dikirim oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mengikuti International Exhibition for Young Inventors di Kuala Lumpur, Malaysia, 19-21 Mei 2005. Kedua peneliti muda itu ialah Listya Chandra Ayu dari SMA Yayasan Pendidikan Vidya Dahana, Bontang, Kalimantan Timur, dan Sigit Dwi Maryanto dari SMA Negeri 6 Yogyakarta.
Dalam pameran yang diikuti negara-negara dari lima benua tersebut, Listya akan memamerkan penelitiannya tentang batu bata dari limbah kayu ulin. Sementara Sigit akan memamerkan penemuannya tentang tape singkong dengan peragian menggunakan alat suntik.
Listya dalam jumpa pers di LIPI, Selasa (17/5), mengatakan bahwa penelitiannya itu terinspirasi dari sulitnya mendapatkan bahan baku pasir atau bebatuan di Kalimantan Timur. Akibat kesulitan bahan baku, pengusaha batu bata kerap mendatangkan pasir dari pulau lain, seperti Sulawesi, sehingga harganya menjadi mahal. Sementara itu, limbah serbuk kayu ulin dari berbagai industri mebel berlimpah di sana.
Listya kemudian menguji coba campuran semen, air, pasir, dan serbuk kayu ulin dengan berbagai komposisi. Campuran itu dalam komposisi tertentu hanya memerlukan pasir jauh lebih sedikit dan kekuatan batu bata mencapai 16 kali lebih besar. Batu bata dari serbuk kayu ulin temuannya itu juga lebih ringan daripada batu bata umumnya. Penelitian yang ditekuni dengan bimbingan salah seorang gurunya, Agus Priyono, tersebut kemudian memenangi LKIR. Adapun temuan Sigit tentang tape singkong dengan peragian tanpa ditaburkan, didapat dengan cara menyuntikkan cairan ragi dan gula ke dalam singkong rebus sebagai bahan pembuat tape. "Hasilnya, peragian yang biasanya butuh waktu 2-3 hari dapat dipercepat menjadi hanya satu hari. Tape juga menjadi lebih manis. Dapat juga ditambahkan berbagai aroma dalam cairan yang disuntikkan seperti aroma vanila," kata siswa yang ibunya mantan perawat ini. Sigit mengerjakan penelitian ini dengan bimbingan gurunya, Rudi Prakanto.
Orisinalitas
Wahyudin Latunreng, Kepala Bagian Peningkatan Kemampuan Ilmiah LIPI, menambahkan bahwa kegiatan International Exhibition for Young Inventors dilaksanakan sejak tahun 2004 dengan tuan rumah Tokyo, Jepang. Tidak kurang dari 39 negara dari lima benua mengikuti pameran tersebut, termasuk negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan sejumlah negara Eropa. Tahun lalu, Indonesia mengirim penemu muda yang meneliti soal pupuk yang disuntikkan ke bibit dan kehidupan akuarium.
Peserta pameran internasional tersebut juga melalui sejumlah seleksi. Dari lima proposal karya para pemenang LKIR 2004 bidang teknologi, hanya dua yang lolos seleksi dan dapat ikut serta. Selain seleksi syarat keilmiahan sebuah penelitian, dipertimbangkan pula orisinalitas penemuan tersebut.
Berdasarkan pengalaman pameran pertama di Tokyo, umumnya karya yang dipamerkan sesuai dengan karakteristik negara masing-masing peserta. "Tahun lalu pengunjung stan Indonesia cukup ramai. Harapannya tahun ini juga demikian. Selain itu, ada rencana pula untuk melombakan para peserta pameran ini," katanya.
Wahyudin juga berharap pameran ini dapat memicu semangat peneliti muda dan menjadi ajang para peserta LKIR untuk menyosialisasikan temuannya. Sebagai tambahan, karya para peneliti muda Indonesia tersebut telah didaftarkan dan diproses hak ciptanya. (INE)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !